
Politik yang terjadi di Indonesia saat ini sangat kacau karena ongkos politik yang mahal dan keluarga dinasti menjalar disetiap pencalonan kepala daerah hingga provinsi. Hal ini yang perlu kita pertimbangkan karena banyak permasalahan jika kita masih terjebak pada orientasi politik yang seperti ini.
Mengapa hal ini di sebut bermasalah karena pada sisi dinasti politik pembangunan hanya menguntungkan sekelompok orang saja. Narasi bahwa dinasti politik “asal baik”, itu hanya hal untuk membangun opini publik yang merasa bahwa hal yang di lakukan dinasti politik hal yang biasa.
Jika di kaji secara mendalam sebenarnya sangat merugikan dari banyak sisi karena kekuasaan tidak pernah berubah di tangan yang sama walapun pemerannya berubah tapi tetap pada posisi keluarga yang tujuannya hanya mempertahankan sejarah keluarga dan seakan-akan pemerintahan seperti perusahan keluarga.
Pembangunan akan tersendat karena kekuatan hanya terpusat pada keluarga si dinasti yang membuat anggaran lebih mudah di korupsi. Karena persepsi feodal yang lahir seakan-akan keluarga kerajaan. Seakan-akan keluarga yang memiliki kekuasaan ini adalah kunci untuk menyelesaikan banyak masalah dan mengabulkan ke inginan.
Para aparatur yang berwenang pun lumpuh karena persepsi bahwa keluarga dinasti memiliki cengkraman kuat di daerahnya. Pada akhirnya aparatur patuh pada kekuasaan yang hadir dalam bentuk mengikuti segala keinginan penguasa yang seharusnya sebagai pelayan masyarakat menjadi pelayan kekuasaan secara menghiananti hati nuraninya.
Proses ini bisa di putus dengan politik yang sehat ketika masyarakat sada bahwa kesetian yang harus di junjung dalam pemilihan adalah kesetian dalam pikiran dan gagasan yang calon kepala daerah yang seharusnya kita pilih. Bukan pada uang selembar 50 ribu yang menggadaikan 5 tahun pertumbuhan daerah.
Membentuk politik sehat berawal dari kita yang mamu mensosialisasikan bahwa politik itu harus setia pada narasi, ide, dan gagasan. Jika ongkos politik bisa di potong dan tidak mahal yakin bahwa pejabat negara yang di pilih tidaka akan berpikir tentang balik modal secara kasar.
Melawan dinasti politik yang tidak sehat dengan memutus rantai pada saat pemilu juga menjadi penting agar pembangunan bisa terjadi dan tidak terkungkung narasi keluarga berkuasa. Agar di daerah semua setara dimata hukum dan tidak terpusat kekuasaan pada perorangan atau satu keluarga yang hasilnya melakukan arogansi.
Solusi jika daerah ingin adanya kemajuan adalah menghentikan praktisi politik bengis seakan-akan politik adalah bisnis keluarga. Membangun daerah dengan nalar kewarasan bahwa pejabat publik adalah pelayan masyarak yang di pilih atas visi dan misi untuk membangun daerah secara serius.
Tidak ada komentar!