Skip to main content

KAPITALISME SAMPAI PUNCAKNYA

M ALVIAN RIZKY PRATAMA

Hampir semua negara menggunakan sistem ekonomi bernama kapitalisme, yang secara singkat berbicara pada corak kekuatan modal dan pasar bebas. Hal ini membuat negara memberi ruang kebebasan untuk berbisnis, sementara negara hanya mengatur aturan main tanpa ikut campur dalam proses ekonomi yang terjadi.

Secara definisi, kapitalisme, melalui mekanisme pasar bebas, adalah sistem yang mampu menciptakan kesejahteraan dengan cara membiarkan individu mengejar kepentingan pribadinya. “Tangan tak terlihat” akan mengarahkan pasar menuju keseimbangan yang menguntungkan semua pihak, menurut Adam Smith.

Jika menurut Karl Marx, kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana alat-alat produksi dimiliki secara pribadi oleh individu atau kelompok tertentu yang mengendalikan tenaga kerja untuk menghasilkan keuntungan. Marx melihat kapitalisme sebagai sistem eksploitatif, di mana kelas borjuis memanfaatkan kerja keras kelas proletar demi akumulasi modal.

Benang merah dari kapitalisme adalah sistem yang berakar pada kepemilikan pribadi atas alat produksi dan dorongan untuk akumulasi modal. Di bawah kapitalisme, kemajuan teknologi sering diarahkan untuk keuntungan pribadi, bukan untuk kepentingan bersama. Sistem ini menciptakan kontradiksi antara kekayaan yang melimpah dan kemiskinan yang meluas, antara potensi produksi yang besar dan kebutuhan yang tidak terpenuhi.

Pada hari ini, proses kapitalisme telah mencapai puncaknya, di mana kelompok pekerja dapat digantikan oleh robot atau kecerdasan buatan. Posisi ini berpotensi melahirkan banyak kelompok rentan karena kemajuan teknologi digunakan untuk kepentingan sepihak. Kelompok rentan ini akan semakin banyak di era baru ini, dan kemiskinan akan meningkat karena banyak peluang kerja yang hilang.

Wacana kapitalisme hari ini telah mencapai titik di mana manusia berubah menjadi makhluk individualistis, saling tikam, dan saling mengorbankan demi materi, melupakan hakikat kemanusiaan sebagai makhluk sosial yang seharusnya saling menolong dan memberi ruang untuk berbincang. Perbincangan dan diskusi hilang di era sekarang, digantikan oleh realitas semu bernama media sosial, sementara fakta gerakan nyata semakin memudar.

Maka, kapitalisme telah sampai pada puncaknya: komoditas dan modal dikuasai oleh kelompok tertentu, sedangkan masyarakat menjadi individualis, saling tidak peduli, dan terjebak dalam budaya konsumtif. Ruang ini mencekam, dengan dampak sosial yang sangat mengerikan. Jika ditelusuri lebih dalam, ini dapat memicu pergolakan besar yang berujung pada bencana kemiskinan ekstrem dan PHK massal yang akan terjadi di masa depan.

Tidak ada komentar!

Tenang saja, email anda tidak akan terekspos.


Alamat Kantor

Jl. Sekeloa No. 22, Kelurahan Lebak Gede, Coblong, Kota Bandung.

Hubungi Kami
E-mail
virtucivi@gmail.com

Nomor Telepon
+6289-7910-0694