
Dari banyak wanita yang pernah singgah dalam pandang,
kamu paling unik—tenang, tapi menyala dalam wacana.
Tatapanmu tak hanya meneduhkan,
tapi menyeretku masuk
ke lorong-lorong pikir yang jarang dijejak.
Kamu bangga dengan nalar,
berdiri anggun di atas gagasan yang kau rajut sendiri.
Tak gamang berdebat, tak gentar diuji,
namun tetap tunduk pada langit,
kukuh dalam keimanan yang tak kau pamerkan—
cukup terjaga dalam cara berpijak.
Katamu lembut,
tapi isinya menamparku untuk berpikir lebih jernih,
lebih dalam,
lebih bertanggung jawab pada hidup dan akhir.
Kamu bukan sekadar ruang baru bagiku,
tapi peta arah:
arah yang membuatku ingin tumbuh,
arah yang membuatku ingin layak.
Aku melihatmu bukan hanya sebagai teman berpikir,
tapi kawan seperjalanan.
Seseorang yang layak
untuk kusongsong—
sebagai masa depan.
Tidak ada komentar!