
Tulisain ini Buat Lo yang Capek Liat Story Instagram Politikus Lagi Pamer Proyek, Tapi Pas Ditanya Dasar Hukumnya Malah Bingung
Ada satu momen yang bikin kita semua speechless: ketika seorang anggota dewan dengan bangga memamerkan kebijakan “revolusioner” di TikTok, tapi pas ditanya konsep ilmiah di baliknya, jawabannya cuma: “Saya kan politisi, bukan profesor.”
Wait, bro. Lo pikir jadi politisi itu cuma modal retorika receh, senyum ke kamera, dan hafal nama ketua RT? Di era di mana hoaks bisa lebih viral daripada lagu Tiara Andini, literasi itu bukan sekadar bisa baca. Ini soal paham konteks, data, dan nggak asal nge-share draft UU sambil tag #ReformasiDemiMasaDepan.
Politikus Harus Melek Literasi, Bukan Cuma Melek Kamera
Bayangin lo lagi kerja kelompok. Ada satu orang yang nggak baca materi, nggak ngerti tugas, tapi sok ngatur dan mau nilainya A. Annoying, kan? Nah, politisi itu kayak anggota kelompok itu, tapi skala dampaknya bukan cuma nilai—tapi duit pajak, nasib jutaan orang, dan masa depan negara.
Contoh konkret: pas pandemi, ada usulan kebijakan lockdown sambil ngasih bantuan sembako. Sounds good, tapi ternyata data yang dipake buat ngitung anggaran itu hasil google search artikel blog tahun 2015. Alhasil, programnya nge-hang, rakyatnya auto-mode lapar. Lah, terus siapa yang disalahin? Warganet yang kritik dianggap haters.
Belajar Itu Seumur Hidup, Bukan Cuma Sebelum Pencitraan
Politikus sering banget nongol di kampus buat seminar nasional, tapi materinya itu-itu aja: “Pemuda Harus Berinovasi!”. Tanya ke mereka, “Apa Bapak/Ibu pernah baca laporan terbaru soal perubahan iklim?” Jawabannya: “Itu tugas aktivis lingkungan, saya fokus politik praktis.”
Wait a minute. Politik praktis tanpa dasar keilmuan itu kayak ngebut naik motor di jalan rusak—nggak pake helm, nggak pake lampu. Sekali jatuh, yang terluka bukan cuma si pengendara.
Teknologi sekarang bergerak lebih cepat daripada trending TikTok. Kalo politisi nggak mau belajar big data, AI, atau isu sosial kekinian, kebijakan yang mereka bikin bakal kayak fixed phone di zaman iPhone 15: outdated dan cuma jadi bahan meme.
Literasi Politik Bukan Cuma Urusan Elite, Tapi Generasi Muda
Di sini peran anak muda: jangan cuma mager sambil scroll medsos lalu nyinyir. Tuntut mereka yang di kursi dewan buat upgrade diri. Kalo perlu, kirim paket buku ke DPR-D sekalian. Siapa tahu ada yang baca, daripada stuck nonton YouTube di rapat.
Ingat: politisi yang literat dan mau belajar itu investasi. Mereka nggak akan ngotot bikin atasan RS swasta wajib jadi PNS, atau ngira cryptocurrency itu nama kripto di novel Dan Brown.
Remember Politik itu terlalu penting buat dibiarin sama orang yang malas baca.
Tidak ada komentar!