Skip to main content

Festival Bandung Menggugat: Merawat Ruang Hidup, Menggugat Ketimpangan

M Alvian Rizky Pratama

Festival Bandung Menggugat yang digelar di Dago Elos (12/04) menjadi magnet bagi ratusan—bahkan ribuan—pengunjung. Menyuguhkan berbagai isu sosial yang tengah bergulir di Indonesia, festival ini menghadirkan ruang kolektif yang hangat dan penuh daya reflektif. Salah satu panitia yang bertugas sebagai MC mengungkapkan bahwa jumlah peserta yang hadir mencapai 2.000 orang.

Lebih dari sekadar acara, Bandung Menggugat menjadi riak gagasan yang mengajak kita untuk membaca ulang situasi zaman. Lewat buku, diskusi, dan pertemuan lintas komunitas, festival ini memperlihatkan bahwa kebebasan berpikir dan berpendapat masih terus diperjuangkan. Salah satu sesi diskusi yang menyedot perhatian mengangkat tema: “Selagi Mahasiswa Berani Bersuara, Kampus Belum Mampus”—sebuah refleksi tajam tentang kondisi pendidikan tinggi hari ini.

Festival ini juga menjadi pengingat bahwa ruang hidup bukan hanya perlu dijaga, tapi juga dirawat bersama. Menjaga berarti melindungi dari kerusakan dan ketimpangan, sementara merawat berarti membangun relasi yang sehat antara manusia, komunitas, dan lingkungannya. Di tengah ancaman penggusuran, komersialisasi ruang, dan ketimpangan kebijakan, hadirnya ruang kolektif seperti ini memberi harapan bahwa perjuangan bisa dimulai dari kebersamaan yang paling dasar.

Salah satu hal paling menarik dari Bandung Menggugat adalah atmosfernya yang cair dan jauh dari kesan formal. Suasana yang santai justru membuka ruang-ruang perjumpaan baru, mempertemukan orang-orang dari berbagai latar untuk saling berbagi cerita dan gagasan. Diskusi-diskusi yang disajikan pun tidak berakhir di tataran seremonial, tapi membangkitkan refleksi mendalam dan rasa haus akan lanjutan percakapan.

Festival ini bukan sekadar acara, melainkan ruang belajar. Belajar mengenali persoalan, belajar berjejaring, dan belajar bersikap. Jika ada kesempatan di masa depan, kegiatan seperti ini patut untuk terus didukung dan diikuti. Karena dari ruang-ruang kolektif seperti inilah kesadaran sosial lahir dan tumbuh.

Tidak ada komentar!

Tenang saja, email anda tidak akan terekspos.


Alamat Kantor

Jl. Sekeloa No. 22, Kelurahan Lebak Gede, Coblong, Kota Bandung.

Hubungi Kami
E-mail
virtucivi@gmail.com

Nomor Telepon
+6289-7910-0694