Skip to main content

Kekerasan terhadap Wartawan, Ancaman Nyata bagi Kebebasan Pers dan Masa Depan Informasi

M Alvian Rizky Pratama

Bayangin lagi nonton live report seorang jurnalis di lapangan, tiba-tiba ada yang nyamperin, ngedorong, bahkan ngancam buat ngehapus rekaman. Nggak masuk akal, kan? Tapi ini bukan adegan film, ini kejadian nyata yang makin sering dialami wartawan di Indonesia.

Wartawan di Bawah Tekanan

Kasus terbaru yang mencuat adalah dugaan intimidasi yang dilakukan pengawal Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata. Menurut laporan Radar Bandung, Ritchie Ismail, salah satu pengawal pribadi bupati, kerap mengintimidasi wartawan yang sedang bertugas. Ini bukan sekadar bentakan atau tatapan tajam, tapi sudah masuk ke tindakan yang bisa menghambat kerja jurnalistik dan kebebasan pers.

Dan ini bukan satu-satunya kasus. Masih ingat insiden di Tanjung Lolo, Sumatera Barat? Empat wartawan disekap dan dianiaya mafia BBM subsidi serta tambang emas ilegal gara-gara membongkar praktik mereka. Bahkan, pada Agustus 2024, sebelas jurnalis mengalami kekerasan dari aparat saat meliput demo Kawal Putusan MK. Bayangin, mereka yang seharusnya jadi penjaga demokrasi malah jadi korban.

Kenapa Ini Penting buat Gen Z?

Mungkin sebagian dari kita berpikir, “Gue bukan jurnalis, jadi kenapa harus peduli?” Nah, masalahnya adalah kebebasan pers bukan cuma urusan wartawan, tapi juga soal hak kita buat dapet informasi yang jujur dan transparan. Kalau jurnalis terus-menerus dibungkam dengan kekerasan, kita bakal lebih sering dikasih berita yang udah disaring atau bahkan dipelintir sesuai kepentingan tertentu.

Selain itu, nggak sedikit Gen Z yang mulai tertarik sama dunia jurnalistik, baik lewat media independen, blog, atau bahkan investigasi di TikTok dan YouTube. Tapi kalau lingkungan kerja wartawan makin nggak aman, masa depan kebebasan berekspresi kita juga ikut terancam.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Sebagai generasi yang melek digital, ada banyak cara buat ngasih dukungan ke jurnalis yang jadi korban kekerasan:

  • Sebarin Beritanya: Jangan biarin kasus-kasus ini tenggelam. Share info valid dari media terpercaya biar makin banyak orang sadar.
  • Dukung Kebebasan Pers: Petisi online, diskusi publik, atau sekadar speak up di media sosial bisa jadi tekanan buat pemerintah dan aparat.
  • Jadilah Konsumen Berita yang Kritis: Jangan gampang percaya berita hoaks atau yang udah dipelintir. Pastikan sumbernya valid dan kredibel.

Jurnalis ada buat ngasih kita informasi yang benar dan transparan. Kalau mereka dibungkam, kita semua yang bakal rugi. So, apakah kita mau hidup di dunia di mana berita cuma berisi propaganda? Pilihannya ada di tangan kita.

Tidak ada komentar!

Tenang saja, email anda tidak akan terekspos.


Alamat Kantor

Jl. Sekeloa No. 22, Kelurahan Lebak Gede, Coblong, Kota Bandung.

Hubungi Kami
E-mail
virtucivi@gmail.com

Nomor Telepon
+6289-7910-0694