Skip to main content

Persaingan AS-China di Industri Energi Hijau Dampak Perjanjian Iklim Global

M Alvian Rizky Pratama

Perjanjian iklim global seperti Kesepakatan Paris telah menjadi pemicu persaingan antara Amerika Serikat dan China dalam industri energi terbarukan. Keduanya, sebagai negara dengan emisi karbon terbesar di dunia, kini bersaing untuk menguasai sektor energi hijau, baik dari sisi teknologi maupun investasi.

Dampak Perjanjian Iklim Global

Kesepakatan Paris, yang disepakati pada 2015, bertujuan menekan emisi gas rumah kaca dan membatasi kenaikan suhu bumi di bawah 2 derajat Celsius. Upaya ini mendorong negara-negara untuk beralih ke energi terbarukan, termasuk tenaga surya, angin, dan hidrogen hijau. Sebagai dampaknya, AS dan China meningkatkan investasi mereka di sektor ini.

Bersaing dalam Teknologi dan Investasi

AS dan China terus berlomba dalam pengembangan teknologi energi terbarukan:

  • China menguasai lebih dari 70% produksi panel surya dunia dan memimpin dalam pengembangan baterai lithium-ion serta kendaraan listrik (EV).
  • AS mengeluarkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) yang memberikan insentif besar bagi industri energi bersih domestik, seperti produksi panel surya, turbin angin, dan kendaraan listrik.

Persaingan di Pasar Global

Kedua negara juga bersaing dalam memperluas pengaruhnya di pasar energi global:

  • China menggunakan Belt and Road Initiative (BRI) untuk membangun proyek energi hijau di berbagai negara berkembang, meningkatkan dominasi pasarnya.
  • AS bekerja sama dengan Uni Eropa dan sekutu lainnya untuk membangun rantai pasok energi hijau yang tidak bergantung pada China.

Dampak Ekonomi dan Geopolitik

Persaingan ini memiliki konsekuensi yang lebih luas:

  • Keuntungan Ekonomi: Negara yang unggul dalam teknologi energi hijau akan mendapat manfaat ekonomi, termasuk penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan industri.
  • Persaingan Geopolitik: AS dan China berlomba untuk menarik negara-negara berkembang dengan menawarkan investasi dan teknologi energi bersih.

Kesimpulan

Perjanjian iklim global telah mendorong persaingan sengit antara AS dan China di sektor energi terbarukan. Persaingan ini tak hanya berdampak pada inovasi teknologi, tetapi juga membentuk dinamika ekonomi dan geopolitik dunia. Meski ketat, rivalitas ini berpotensi mempercepat transisi global menuju ekonomi rendah karbon yang lebih ramah lingkungan.


Kata Kunci

#peran as vs china


Alvian Rizky Pratama About Alvian Rizky Pratama

Suka ngopi sambil bicara negara berusaha revolusi tapi bangun pagi aja sulit.

Tidak ada komentar!

Tenang saja, email anda tidak akan terekspos.


Alamat Kantor

Jl. Sekeloa No. 22, Kelurahan Lebak Gede, Coblong, Kota Bandung.

Hubungi Kami
E-mail
virtucivi@gmail.com

Nomor Telepon
+6289-7910-0694