Organisasi mahasiswa hari ini terkesan hanya melakukan agenda-agenda seremonial yang tidak menunjang karir. Hal ini yang membuat mahasiswa memilih jalan lain untuk menikmati prosesnya pada saat menjadi mahasiswa. Apa lagi ketika bicara pada ruang organisasi ekstrakampus yang hari ini makin menipis yang berminat untuk masuk di dalamnya.

Pada hal ruang pada gerakan organisasi ektrakampus banyak ruang yang bisa di kembangkan terkait minat bakat dari seorang mahasiswa. Namun sayangnya organisasi ekstrakampus ini salalu di edentika pada ruang politik saja. Pada akhirnya organisasi ekstrakampus juga hanya berurusan pada perebutan kursi kekuasan pada ruang elektoral kampus seperti pemilihan presiden mahasiswa sampai pada himpunan yang membuat banyak mahasiswa hari ini mencari jalan lain.

Maka perlu ada transformasi besar pada gerakan organisasi ekstrakampus yang bercorak politik kampus menambah peran baru yaitu penunjang program profesionalisme yang hadir berdasarkan kekariran yang akan di tempuh agar banyak mahasiswa yang tertarik. Bukan hanya sebagai pemantik tapi juga sebagai alat pengembangan kader yang tidak hanya di cetak pada orientasi ruang yang sama tapi bisa mendias porakan mereka ke banyak ruang.

Konsep organisasi ekstrakampus hari ini bukan sekedar mapan di elektoral maupun penguasan masa tapi harus juga berbasi pada pengembangan ke ahlian. Karena ruang gerak dan ketertarikan mahasiswa hari ini pada dunia kerja yang membawa mereka ingin mengulik pada ruang yang berbasi pada keahlian soft skill maupun hard skill. Ruang berproses organisasi ekstra harus mampu memberikan ruang akomodatif pada profesionalisme dengan pelatihan yang berbasi pada kepentingan industrialisasi.

Dengan adanya pelatihan yang berbasi pada industri tanpa melepas pada ruang ideologisasi perjuangan yang hadir pada masing-masing organisasi. Tetapi menjadi nilai tambah di mana ruang ideologisasi sebagai ruang batasan terhadap ruang-ruang yang bertentangan pada nurani perjuangan agar bisa di cegah. Maka proses ideologisasi tetap di laksanakan dengan serius sekaligus menjalakan program yang sifatnya profesionalisme.

Kehadiran gerakan yang mampu mengakomodasi kepentingan profesionalisme dan ideologisasi akan mapan secara pembangunan sumber daya manusia yang di cetak oleh organisasi ekstra tersebut. Hasil dari melaksanakan keduanya akan menjadi nilai tambah bagi mahasiswa untuk tertarik ikut serta pada organisasi yang hari ini di sebut gersang. Solusi dari permasalahan kaderisasi untuk banyak tertarik akan terjawab ketika melakukan proses profesionalisme.