
Banyak orang mengira bahwa apa yang kita tampilkan di depan orang lain mencerminkan diri kita yang sesungguhnya. Namun, dalam teori sosiologi Dramaturgi yang dikemukakan oleh Erving Goffman pada tahun 1959, manusia sebenarnya memiliki dua sisi berbeda: “depan panggung” dan “belakang panggung”.
Dalam teori ini, Goffman menjelaskan bahwa manusia memiliki dua wajah: satu untuk ditampilkan di hadapan publik, dan satu lagi saat bersama orang-orang terdekat. Goffman menganalogikan manusia seperti aktor teater yang berusaha menampilkan versi terbaiknya saat berada di depan publik.
Bagian Depan Panggung
Di depan panggung, manusia berusaha mengatur citra diri dengan baik. Mulai dari cara bicara, gestur, hingga gaya berpakaian, semuanya disusun untuk mendapatkan kesan yang positif di mata orang lain. Ini disebut “depan layar,” di mana manusia berupaya untuk disukai orang lain, terkadang dengan menyesuaikan diri dengan apa yang publik inginkan demi citra yang baik.
Bagian Belakang Panggung
Berbeda dengan di depan panggung, saat di belakang panggung manusia bisa lebih bebas mengekspresikan diri tanpa tekanan dari publik. Di sini, manusia menunjukkan sisi pribadinya yang mungkin tidak diketahui orang banyak. Goffman menyamakan bagian ini dengan sisi teater yang tersembunyi, di mana berbagai aspek pribadi seperti rasa malu atau sifat-sifat yang tidak ingin ditampilkan dapat muncul.
Menggunakan Dramaturgi sebagai Alat Analisis
Teori Dramaturgi ini bisa menjadi alat analisis yang kuat dalam berbagai bidang, termasuk politik. Misalnya, jika sebuah partai politik mengambil keputusan penting, bisa jadi ada proses “belakang panggung” yang memengaruhi keputusan tersebut. Hal ini membuat teori Dramaturgi relevan untuk menganalisis perbedaan antara tindakan publik dan pribadi dalam banyak konteks.
Pentingnya Memahami Dramaturgi
Mempelajari teori Dramaturgi sangat penting untuk memahami perilaku manusia dalam konteks sosial. Teori ini membantu kita melihat perbedaan antara bagaimana seseorang bersikap di depan publik dan bagaimana mereka sebenarnya di balik layar. Dengan memahami konsep ini, kita bisa lebih baik dalam menganalisis motivasi dan tujuan di balik tindakan seseorang.
Menyala🔥